السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

text berjalan

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Menu

Selasa, April 02, 2013

Perekonomian Inggris mengalami Kontraksi

Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan bahwa peningkatan sektor swasta dan investasi merupakan cara terbaik untuk memacu pembangunan yang berkelanjutan.

Perdana menteri kelahiran London, 47 tahun lalu itu sebelum menyampaikan pandangan, terlebih dahulu menyampaikan permintaan maafnya karena tidak bisa menghadiri penyusunan agenda pembangunan global pasca-2015 bersama dua ketua bersama lainnya, yakni Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Liberia Ellen Johnson Sirleaf.
Peningkatan sektor swasta dan investasi merupakan satu dari tiga pandangan yang disampikan dalam penyusunan kerangka agenda pembangunan global pasca-2015.
Selain itu, Cameron mengharapkan laporan agenda yang dibahas di Bali mencerminkan suatu pemahamanan global yang baru bahwa semua negara memiliki peran untuk menjamin pembangunan berkelanjutan.
Inggris, kata Cameron, akan memanfaatkan G-8 untuk mencapai pengaturan perdagangan dunia yang adil, transparan, dan perusahaan yang membayar pajak.
Cameron mengharapkan pula laporan penyusunan agenda pembangunan itu akan membawa dampak bagi pembangunan dunia apabila ada partisipasi yang menunjukkan hal yang taktis dan spesifik yang salah satunya melibatkan peran komunitas global dalam pematangan agenda pembangunan atau Millenium Development Goals (MDGs).
Sebelum pertemuan di Pulau Dewata, tiga ketua bersama telah melakukan pembahasan ketiga di Monrovia yang menurut Cameron telah mencapai semua kesepakatan yang luar biasa untuk membangun target pembangunan MDGs.
Terget MDGs tersebut di antaranya pengentasan kemiskinan dengan menangani akar masalah yang tak hanya melalui institusi baru yang efektif, pemerintahan yang baik serta adanya pasar yang adil untuk mengubah negara miskin menjadi negara yang sejahtera dan berkelanjutan.

Sementara Perekonomian Inggris berkontraksi pada kuartal terakhir tahun 2012 sesuai dengan perkiraan analis seiring produksi industri yang mencetak penurunan kuartalan terbesar sejak awal 2009, menurut data pemerintah hari Rabu.

Kantor Statistik Nasional mengatakan GDP Inggris turun sebanyak 0.3% pada kuartal terakhir tahun lalu. Dari sisi output, kontraksi dipicu oleh penurunan sebesar 2.1% pada tingkat produksi industri, yang mana merupakan penurunan terbesar sejak kuartal pertama tahun 2009. Dibandingkan setahun lalu, GDP bertumbuh sebesar 0.2%, sedikit lebih rendah dari perkiraan.
Kontraksi kuartalan tersebut membawa Inggris mendekati resesi ketiganya dalam 5 tahun, seiring perekonomian berusaha untuk pulih dari penurunan tajam akibat krisis keuangan tahun 2008.

Data pada kuartal pertama 2013 cukup mix, dengan penurunan tajam pada output sektor manufaktur di bulan Januari namun data survey sektor jasa yang kuat di bulan Februari. Analis memperingatkan bahwa cuaca dingin dan salju saat ini cukup mampu untuk mendorong perekonomian yang sedang rapuh menuju resesi.

Data GDP hari Selasa menunjukkan pendapatan rumah tangga di Inggris turun sebesar 0.1% pada kuartal keempat. Rasio tabungan rumah tangga turun menjadi 6.7%. Demikian monexnews dan analisadaily melaporkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar