السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

text berjalan

بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Menu

Minggu, Februari 12, 2012

manajemen is friendship

Manajemen Cemburu bro! 
Dapat dikonsumsi ketika sobat lagi BT alias Butuh Tausyiah tentang cemburu atau persahabatan


Cemburu merupakan sebuah sikap wajar yang bisa hinggap pada setiap diri manusia. Dia tidak hanya terjadi pada dua orang yang saling mencintai dalam ikatan pernikahan, antara suami dan istri misalnya, tapi bisa
juga terjadi pada beberapa orang yang masih ada ikatan darah (adik terhadap kakak, anak terhadap orang tua, dan sejenisnya) atau antar orang yang menjalin persahabatan. Cemburu bisa berakibat baik atau berakibat buruk bergantung pada kita “mengelola” cemburu tersebut.
Istilah “cemburu” bukanlah hal yang asing terdengar di telinga kita. Kata ini seringkali diidentikkan perasaan tidak nyaman ketika orang yang kita cintai, kita sayangi, menjadi tumpuan harapan perhatian, ternyata memberikan cinta, kasih sayang dan perhatian yang lebih banyak atau lebih besar pada orang lain yang tidak kita harapkan.

Bagi sepasang suami istri yang mempunyai hubungan serius dalam ikatan pernikahan, cemburu bisa datang pada saat salah satu pasangan ketika pasangan lainnya memberikan cinta, kasih sayang dan perhatian yang
dianggap berlebih pada orang lain. Seorang suami menganggap perlakuan cinta, kasih sayang dan perhatian istrinya berlebih seperti itu hanya pantas diberikan pada dirinya seorang. Begitu pula sebaliknya berlaku bagi seorang istri.

Sementara itu bagi beberapa orang yang masih mempunyai ikatan darah, cemburu hinggap ketika cinta, kasih sayang dan perhatian yang diberikan kepada anggota keluarga yang satu dianggap tidak sama dengan anggota keluarga yang lain. Seorang anak sulung misalnya bisa cemburu atas perlakuan ayah-bunda yang dianggap lebih banyak memberi perhatian pada adik kecilnya. Seorang adik bisa cemburu hanya karena kedua orangtuanya memberikan hadiah pada kakak sulungnya yang juara kelas sementara dia belum merasakannya karena memang belum menyamai prestasi sang kakak.

Bagaimana cemburu dalam persahabatan? Setali tiga uang, alias tidak jauh dengan dua kasus tadi. Selama ini kita dibuat nyaman dengan sahabat yang selalu berbagi cinta, kasih sayang dan perhatian dengan kita. Tapi cinta, kasih sayang dam perhatiannya tersebut bisa jadi berkurang ketika sahabat kita sibuk dengan berbagai aktivitas. Yang jadi masalah ketika aktivitas tersebut tidak melibatkan diri kita dengan berbagai sebab, menjadi tidak nyamanlah perasaan kita kemudian. Sejak kehadiran “orang baru” dalam berbagai aktivitasnya tersebut, dalam benak kalbu seolah kita merasa cinta, kasih sayang dan perhatian sahabat kita semakin berkurang.

Terjadilah kemudian kecemburuan perasaan berkecamuk dalam hati kita: mengapa sih mesti melibatkan dia dan tidak aku yang dianggap sahabatnya? Bagaimana mungkin dia bisa menghabiskan waktu lebih banyak dengan dia “orang baru” daripada dengan “aku” sahabatnya? Ini tidak fair, sepertinya sahabatku sudah mulai bosan dan melupakan aku! Dan berbagai syak wasangka lainnya bisa jadi terus menumpuk dalam hati kita.

Jika berada pada posisi orang yang “dicemburui” mungkin kita akan merasakan ada perubahan sikap sahabat kita sejak kita mulai sibuk dengan berbagai aktivitas yang menuntut kita menghabiskan waktu dengan orang lain selain sahabat kita. Tak mau menyapa kalo tak duluan disapa, cemberut kalau bertemu, acuh tak acuh, bahakan mudah sewot dengan segala apa yang kita lakukan adalah beberapa sikap atau tingkah sahabat kita ketika dia merasa perhatian yang diberikan kepadanya berkurang sejak kita harus lebih banyak berinteraksi dengan orang lain.

Akhirnya? Heran, bingung, juga berbagai pertanyaan muncul dalam pikiran kita : Kenapa sih mesti cemburu? Apa salah aku bergaul dengan orang lain selain dia? Kalaupun aku bersahabat lagi dengan orang lain, apakah diharamkan mencari banyak sahabat? Dan serentet pertanyaan sejenis lainnya.

1 komentar:

  1. kl lg BT tmbah BT bro
    q pngennya obat Galau, ada g?

    BalasHapus