oleh: HS
Keutamaan Ilmu Atas Harta ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Ilmu itu lebih baik daripada harta. Ilmu itu akan menjagamu, sedangkan harta
engkaulah yang menjaganya. Ilmu itu semakin berkembang dengan infaqkan,
sedangkan harta akan berkurang jika dinafkahkan. Ilmu adalah yang mengaturmu,
sedangkan harta, engkau yang akan mengaturnya, mencintai ilmu adalah agama yang
seorang itu beribadah dengannya. Ilmu akan membuahkan ketaatan di dalam
kehidupan pemiliknya serta mengharumkan namanya setelah ia meninggal dunia.
Kebaikan para pemelihara harta akan melenyap bersamaan
dengan kepergiannya. Para penimbun harta (pada hakikatnya) telah mati
(meskipun) mereka itu masih hidup. Adapun para ulama tetap kekal sepanjang
masa. Jasad mereka telah tiada, namun kenangan tentang mereka senantiasa
melekat di hati manusia.” (Durus fil Qira’ah al- Mustawa ar-Rabi’, hlm. 16)
Sumber: Majalah Asy Syariah no. 70/VI/1432 H/2011, rubrik Permata Salaf.
Penting
manakah antara Ilmu dari pada Harta
Sepuluh orang kaum Khawarij mendatangi Khalifah ke-IV, Ali bin Abi Thalib
Ra. Mereka mendatangi Khalifah karena ingin menanyakan sesuatu, di samping rasa
iri terhadap kepandaian khalifah, baik dalam ilmu agama maupun lainnya.
Rasuluilah Saw pernah bersabda: "Aku ini kotanya ilmu pengetahuan, dan Ali
adalah sebagai pintunya."
Sesampainya mereka dihadapan Khalifah Ali, mereka diterima dengan ramah,
dan Khalifah menganggap mereka sebagai tamu terhormat.
Salah seorang dari mereka membuka pertanyaan kepada Khalifah Ali:
"Wahai Ali, kami adalah sepuluh orang yang diutus oleh kaum kami untuk
mengajukan pertanyaan kepadamu, dan kami akan bergiliran bertanya kepadamu. Dan
jawabanmu nantinya akan kami bawa pulang kepada kaum kami."
Khalifah Ali menjawab: "Baiklah kalau demikian. Dan apa yang akan
kalian tanyakan padaku?"
"Wahai Ali, manakah yang lebih mulia, ilmu pegetahuan atau harta
benda, dan terangkan pula sebab-sebabnya?" tanya orang pertama.
"Ilmu pengetahuan itu adalah warisan para nabi, sedangkan harta
kekayaaan adalah warisan Qarun, Syadad dan lain-lain. Oleh karena itu, ilmu
pengetahuan lebih mulia daipada harta benda," jawab Khalifah Ali.
Kemudian orang kedua memberikan pertanyaan: "Manakah yang lebih mulia
ilmu pengetahuan atau harta benda, dan jelaskan sebab-sebabnya?"
"Ilmu lebih mulia daripada harta, karena ilmulah yang menjaga dan
memelihara pemiliknya, sedangkan harta yang empunyalah yang memelihara dan
menjaganya," jawab Khalifah Ali.
Setelah orang pertama dan kedua selesai dijawab oleh Khalifah Ali, kemudian
orang ketiga, keempat, kelima, hingga orang kesepuluh mengajukan pertanyaan
yang sama seperti yang diajukan oleh orang pertama dan kedua.
Kepada penanya ketiga khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada
harta, karena orang yang berilmu banyak sahabatnya, sedangkan orang yang banyak
hartanya lebih banyak musuhnya."
Kepada penanya keempat khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada
harta, karena ilmu bila disebarkan atau diajarkan akan bertambah sedangkan
harta kalau diberikan kepada orang lain akan berkurang."
Kepada penanya kelima khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada
harta, karena ilmu tidak dapat dicuri, sedangkan harta benda mudah dicuri dan
dapat lenyap."
Kepada penanya keenam khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada
harta, karena ilmu tidak bisa binasa, sedangkan harta kekayaan dapat lenyap dan
habis karena masa dan usia."
Kepada penanya ketujuh khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada
harta, karena ilmu tidak ada batasnya, sedangkan harta benda ada batasnya dan
dapat dihitung jumlahnya."
Kepada penanya kedelapan khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia daripada
harta, karena ilmu memberi dan memancarkan sinar kebaikan, menjernihkan pikiran
dan hati serta menenangkan jiwa, sedangkan harta kekayaan pada umumnya dapat
menggelapkan jiwa dan hati pemiliknya."
Kepada penanya kesembilan khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia
daripada harta, karena orang yang berilmu mencintai kebajikan dan sebutannya
mulia seperti si 'Alim, dan sebutan mulia lainnya. Sedangkan, orang yang
berharta bisa melarat dan lebih cenderung kepada sifat-sifat kikir dan
bakhil."
Dan kepada penanya kesepuluh khalifah menjawab: "Ilmu lebih mulia dan
lebih utama daripada harta kekayaan, karena orang yang berilmu lebih mendorong
untuk mencintai Allah. Sedangkan harta benda dapat membangkitkan rasa sombong,
congkak dan takabur."
Seusai mendengarkan jawaban Khalifah Ali yang begitu cemerlang, kesepuluh
orang kaum Khawarij itu berdecak kagum, karena satu pertanyaan dapat dijawab
dengan sepuluh jawaban. Kemudian, mereka kembali kepada kaumnya dengan rasa
puas, dan bertambah yakin bahwa Khalifah Ali benar-benar sebagai pintu
gerbangnya ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar